Biar Makin Istimewa! 6 Hal Ini yang Perlu Dibenahi di Jogja

“Baik warga Jogja asli maupun pendatang, jangan serta merta saling menyalahkan. Kemacetan dan keruwetan yang terjadi di kota ini adalah ulah salah satu pihak. Lebih dari itu, kita semua harus sadar diri bahwa kenyamanan kota ini menjadi tanggungjawab kita bersama.”


GUDANGJOGJA.ID. Yogyakarta, atau masyarakat biasa menyebut Jogja, adalah kota yang kental akan budaya Jawa serta peninggalan sejarah. Karena keunikan sistem pemerintahannya pula, provinsi tempat kota ini mendapat gelar ‘Daerah Istimewa’.

Selain itu, Jogja juga dikenal sebagai kota pelajar. Terbukti dengan banyaknya kampus dan universitas terkemuka dan berkualitas ada di kota ini. Maka tak heran jika banyak orangtua mengirimkan anak-anaknya untuk menimba ilmu di kota budaya ini. Karena keunikannya tersebutlah banyak sekali wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menjadikan kota satu ini tujuan wisata.

Baca juga: Fakta Menarik Tugu Yogyakarta: Asal Usul Hingga Filosofi

Baca juga: Jalan Malioboro, Sudut Kota Paling Populer Di Yogyakarta

Namun, banyaknya wisatawan yang berkunjung tak dibarengi dengan kenyaman yang ditawarkan. Jika kamu berkunjung ke Jogja pada saat libur panjang maupun long weekend, bisa dipastikan kamu akan melihat Jogja sebagai lautan kendaraan. Nah, sebenarnya apa yang mesti dibenahi Jogja agar kota ini bisa semakin istimewa?

1. Pengaturan arus bus pariwisata

Jika kamu berkunjung ke Jogja saat long weekend maupun masa liburan, pasti kamu akan mendapati banyaknya bus-bus pariwisata yang memadati jalan raya kota Jogja. Selain menyebabkan kemacetan, seringkali pengemudi bus juga mengemudikan armadanya secara tidak baik yang bisa menyebabkan kecelakanaan & mengancam keselamatan pengendara lainnya. 

2. Ketersediaan lahan parkir

Mungkin tempat parkir yang sediakan tak cukup untuk menampung bus-bus pariwisata ini juga hingga membuat supir nekat memarkirkan armadanya di pinggir jalan hingga menimbulkan kemacetan dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan lainnya. 

Belum lagi ditambah dengan kendaraan pribadi yang jumlahnya tak bisa hanya dihitung dengan jari. Oleh karenanya, membangun gedung parkir maupun kawasan parkir yang lebih banyak mungkin bisa membantu agar kota Jogja terhindar dari kemacetan ketika libur panjang datang.

Oh iya satu lagi, adanya parkir liar dengan memasang tarif tidak wajar, semakin mengurangi kenyamanan pengunjung Jogja!

3. Memperbanyak fasilitas taman kota daripada pembangunan mall dan hotel

Beberapa tahun belakangan ini, maraknya pembangunan hotel, apartemen, serta mall di Jogja semakin membuat warga jengah. Pembangunan ini, sudah tak bisa dinikmati semua orang, tak selalu menuruti aturan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan), juga turut merusak tata kota dan menghilangkan potensi Jogja untuk lebih fokus pada penghijauan kotanya.

Daripada membangun banyak bangunan seperti hotel dan mall, bukankah lebih baik membuat taman kota yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas warga nantinya?

Baca juga: Puncak Segoro, Indahnya Tebing Berlatar Birunya Laut Jogja

Baca juga: Makam Imogiri Yogyakarta: Lokasi Pemakaman Raja-Raja Jawa

4. Banyaknya pengemis dan pengamen berkeliaran

Undang-undang mengenai larangan memberikan recehan kepada pengemis di jalan memang sudah ditetapkan. Namun pengemis dan pengamen ini seringkali mengganggu aktivitas wisatawan maupun warga Jogja yang sedang menikmati indahnya suasana malam kota budaya ini.

Hampir setiap 1-2 menit sekali, kamu yang sedang bersantap malam di lesehan pasti akan dihampiri pengemis yang meminta-minta. Apalagi jika malam minggu tiba, gangguan-gangguan kecil ini semakin merajalela dan membuat kita tak bisa secara maksimal menikmati nikmatnya makanan di warung lesehan dan angkringan.

5. Produk yang dijual di Kawasan Malioboro dilengkapi dengan label harga

Ini yang sebenarnya membuat hati para wisatawan ciut adalah para pedagang di Malioboro yang seringkali menawarkan barang dagangan dengan harga diluar batas kewajaran. Jika tak pandai menawar, maka kamu akan mendapatkan barang dengan harga yang sangat mahal. 

Tak tanggung-tanggung, pedagang bisa menawarkan barang dagangan mereka dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi daripada harga aslinya. Keterampilan tawar-menawar penting dimiliki agar kamu bisa mendapatkan harga terbaik.

Hal ini beda dengan para penjual makanan yang ada di sekitar Malioboro, yang sudah dilengkapi dengan daftar harganya, untuk mengantisipasi penjual yang nakal “Nuthul” pembeli dengan harga yang tidak wajar.

Baca juga: Mahaloka Paradise, Nongkrong Asik Diantara Hijaunya Persawahan

6. Maraknya “Klitih” dan kejahatan jalanan lainnya

Nah ini yang lagi paling hits akhir-akhir ini di Jogja. Kata klitih digunakan untuk melabeli aksi-aksi kekerasan dan kriminalitas yang kerap terjadi di jalan sekitar Jogja pada malam hingga dini hari. Aksi klitih ini sudah banyak menimbulkan korban dan yang lebi miris lagi, pelakunya sebagian besar adalah remaja.

Ini yang menyebabkan warga Jogja kuatir untuk keluar malam hanya untuk sekedar nongkrong di angkringan atau jalan2 menikmati suasana malamnya Jogja.  

***

Kamu yang warga Jogja asli, maupun yang sekedar numpang kuliah dan cari kerja, jangan serta merta saling menyalahkan. Kemacetan dan keruwetan yang terjadi di kota ini adalah ulah salah satu pihak. Lebih dari itu, kita semua harus sadar diri bahwa kenyamanan kota ini menjadi tanggungjawab kita bersama.


Materi: www.hipwee.com, berbagai sumber
Foto: Instagram @yogyakarta, @_bani_1505, berbagai sumber 

Yuk dukung gerakan "Bergerak Bersama Untuk Yogyakarta". 
Setiap pembelian produk di gudangjogja.id, kamu turut membantu pengrajin lokal, pelestarian lingkungan dan peduli fakir miskin & anak yatim. Seluruh produk gudangjogja.id berasal dari pengrajin lokal, 0.5% dari pembelianmu disalurkan dalam kegiatan sosial peduli lingkungan dan 2.5% pembelianmu disalurkan kepada fakir miskin & anak yatim di lokasi DIY dan sekitarnya. 
DAPATKAN PRODUK GUDANGJOGJA.ID DISINI!!